Hallo Blogger kali ini I want to post about --> Politik Mercusuar adalah politik yang
dijalankan oleh Presiden Soekarno pada masa demokrasi terpimpin yang bertujuan
menjadikan Indonesia sebagai mercusuar yang dapat menerangi jalan bagi New Emerging Forces (kekuatan baru
yang sedang tumbuh) di dunia. Proyek-proyek besar dan spektakuler pun
diselenggarakan dengan harapan dapat menempatkan Indonesia pada kedudukan
terkemuka di kalangan Nefo. Proyek-proyek tersebut membutuhkan biaya yang
sangat besar mencapai milyaran rupiah, di antaranya pembangunan jalan-jalan,
hotel-hotel mewah, toko serba ada "Sarinah", Jembatan Semanggi, Tugu
Monas, dan diselenggarakannya Ganefo (Games
of the New Emerging Forces) yang membutuhkan pembangunan Gelanggang
Olahraga (Gelora) Senayan serta biaya perjalanan bagi delegasi asing.
Politik Mercusuar ini mendapat
kecaman dari berbagai kalangan yang menganggapnya sebagai pemborosan uang
negara. Dalam biografinya “Bung Karno Penyambung Lidah Rakjat Indonesia” yang
ditulis oleh Cindy Adams, Soekarno menjelaskan:
“Banyak orang memiliki wawasan picik
dengan mentalitas warung kelontong menghitung-hitung pengeluaran itu dan
menuduhku menghambur-hamburkan uang rakyat. Ini semua bukan untuk keagunganku,
tapi agar bangsaku dihargai oleh seluruh dunia. Seluruh negeriku membeku ketika
mendengar Asian Games 1962 akan diselenggarakan di Ibukotanya. Kami lalu
mendirikan stadion dengan atap melingkar yang tak ada duanya di dunia.
Kota-kota di mancanegara memiliki stadion yang lebih besar, tapi tak ada yang
memiliki atap melingkar. Ya, memberantas kelaparan memang penting, tetapi
memberi jiwa mereka yang tertindas dengan sesuatu yang dapat membangkitkan
kebanggaan – ini juga penting.
Politik Mercusuar berakhir dengan
meletusnya Peristiwa G 30 S tahun 1965 yang memudarkan kepercayaan rakyat
terhadap Presiden Soekarno hingga lengsernya beliau tahun 1967.
segitu yaaa sob , okey dont forget FOLLOW @Reny_Derby :) thx